13 Januari 2011

Mandi Besar

Kaum Muslimin sangat memperhatikan masalah thaharoh. Firman Allah SWT dalam Al Qur'an menjelaskan, "Innaallaha yuhibbuththawwabiina wayuhibbul tatahhiriin. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri." (QS. Al Baqarah 222)
   Ulama-ulama fiqih sendiri menganggap thaharah merupakan satu syarat pokok sahnya ibadah. Terkait dengan ini, mandi junub atau mandi wajib menempati bab-bab pertama yang dibahas kitab fiqih sebelum bahasan yang lain
   Baginda Rasulullah SAW menjelaskan bahwa wajib hukumnya mandi junub (mandi wajib) bagi seseorang jika terjadi hal-hal sebagai berikut : Dua kemaluan laki-laki dan perempuan bertemu (bersetubuh); bermimpi sampai keluar air mani, sedangkan jika bermimpi tapi tidak keluar air mani maka tidak wajib mandi; tidak bermimpi, tapi keluar air mani, setelah berhenti dari haidh dan setelah selesai dari nifas. (HR. Tirmidzi)

Adab-adabnya

  •  Terlebih dahulu mencuci kedua telapak tangan, lalu membasuh kemaluan dan telapak tangan digosokkan ke tanah atau dinding. Kemudian berkumur dan beristinsyaq (memasukkan ai ke dalam hidung lalu mengeluarkannya), mencuci muka dan kedua hasta tangan, kemudian mengalirkan air di atas kepala sebanyak tiga kali. Kemudian mengalirkan air ke seluruh tubuh. Lalu mencuci kedua kaki. (HR. Bukhari Muslim dan Tirmidzi)
  • Wanita berambu panjang boleh hanya dengan menyiramkan air tiga kali ke atas rambutnya ketika mandi wajib. (HR. Muslim)
  • Sunnah mendahulukan badan sebelah kanan ketika menyiram badan. (HR. An-Nasa'i)
  • Boleh mandi wajib junub dengan berendam di dalam air (Irtimas), asalkan semua anggota badan terkena air. (Asya-Syafi'i)
  • Dalam mandi wajib, air harus mengenai semua pori-pori badan, kemudian meratakannya, sekaligus membersihkannya. (HR. Tirmidzi)
  • Boleh tidur sebelum mandi dalam keadaan junu, tetapi sebaiknya berwudhu dahulu sebelum tidur. HR. Tirmidzi)
  • Cukup satu kali mandi setelah menggauli beberapa isteri ataupun beberapa kali. Akan tetapi, dianjurkan berwudhu lebih dahulu sebelum melakukan yang kedua kali. (HR. Tirmidzi)
  • Boleh langsung mandi setelah berhubungan atau menangguhkan hingga bangun dari tidur. (HR. Nasa'i)
  • Suami isteri boleh mandi bersama dari satu bak air. Rasulullah SAW pernah melakukan hal itu dengan isteri beliau. (HR. Nasa'i)
  • Usahakan menutup diri ketika mandi sehingga aurat tetap tertutup. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Nasa'i). Maksudnya, sebaiknya menggunakan kain basahan yang dipakai khusus untuk mandi.
  • Jangan mandi junub dengan masuk ke dalam air yang diam, yang nantinya air tersebut digunakan lagi oleh orang lain untuk mandi atau mencuci. (HR. Muslim).
 Sumber : Suara Hidayatullah-09/XV/Syawal-Dzulqaidah 1423.

0 komentar:

Posting Komentar