28 Maret 2011

relung dikala Mendung

Karya :  Muhammad Zakii Al-aziz

Pagi, cerah yang ku impikan tak jua tiba
Sisa-sisa bayangan malam yang melekat pada awan
Menjadikan tungkumu terlihat gelap
Tak terlihat sedikitpun cipratan api guna menerangi
Aku berasa bumi tak berputar seharusnya
Bumi yin dan bumi yang, gelap tenggelam teranglah terbit
Keduanya semapai dan seimbang, saling berganti
Tetapi kenapa ada sela ditepian keduanya, diantara gelap dan terang
Mendung, sesuai relung hati untuk merenung
Syahdu duniawi menyejukan hati untuk berujar
Aku ingin bersatu dengan flamboyan fajar
Ditiup angin sepoi-sepoi, meski bumi terlihat kelam
Para dewa langit berjejer memenuhi langit
Bidadari bumi mengikuti tepat dibelakang mereka
Adakah itu sebuah pemandangan saat fajar tiba
Ataukah itu adalah serangkaian peringatan ketika hendak menyambut pagi
Aku bergeming dalam kerendahanku
Seperti bunga malu yang menciut ketika ada yang menyentuh
Aku merasa membiarkan fajar begitu terlewat saja
Terjerat dalam luasnya angkasa tidur
Mendung pagi ini menusuk jiwa
Serasa ditegur oleh dewa-dewi
Untuk mengingatkanku pada keindahan yang syurgawi
Dimana terang selalu menjadi tungku keabadian yang kekal

Sumber :